Gorontalo, MEDGO — Dalam rangka perayaan Dies Natalis Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Prof. Dr. Fauzan, M.Pd, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, mengungkapkan apresiasinya terhadap kehidupan akademik dan prestasi yang diraih oleh civitas akademika UNG. Menurut beliau, kualitas akademik di UNG sangat baik, dan hal ini menjadi indikator positif dari perkembangan perguruan tinggi tersebut.
Dalam wawancara yang dilakukan selama kegiatan Dies Natalis, Prof. Fauzan menyatakan, “Saya sangat senang bisa bertemu dengan civitas akademika Universitas Negeri Gorontalo. Kampus ini memiliki kehidupan dan iklim akademik yang sangat baik dan normal, yang tercermin dalam berbagai prestasi yang telah dicapai.” ungkapnya, saat diwawancarai wartawan, pada Kamis (16/01/2024) di Loby Hotel Dumhil.
Gorontalo, yang menurut Prof. Fauzan memiliki wilayah yang sangat strategis, diyakini memegang peran besar dalam pembangunan nasional. Ia menambahkan bahwa UNG memiliki kesempatan besar untuk berkontribusi dalam pengembangan daerah, terutama di Gorontalo, dengan mendukung program-program yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
“Perguruan tinggi harus memiliki dampak nyata dalam pembangunan, salah satunya melalui peningkatan ketahanan pangan. Program-program seperti ini sangat sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh Menteri Saintek,” ujar Prof. Fauzan. Ia juga mengapresiasi langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh UNG, terutama yang dilaporkan oleh Rektor, yang memiliki dampak positif terhadap pembangunan di Gorontalo.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Fauzan juga memberikan perhatian khusus kepada Teluk Tomini, yang menjadi salah satu fokus pengembangan. Menurutnya, pengembangan Teluk Tomini harus dilakukan dengan kontrol yang ketat, tidak hanya untuk pemberdayaan masyarakat, tetapi juga untuk menghasilkan dampak yang bernilai ekonomis dan meningkatkan kesejahteraan.
Selain itu, Prof. Fauzan turut menyoroti perkembangan status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH), yang masih dalam proses evaluasi. Ia menekankan bahwa meskipun regulasi terkait PTN-BH belum definitif, hal ini sangat penting karena memberikan kewenangan atau otonomi lebih kepada perguruan tinggi. Dengan otonomi tersebut, perguruan tinggi diharapkan dapat mengembangkan diri lebih bebas dalam mengelola berbagai program.
Namun, Prof. Fauzan juga mengingatkan agar PTN-BH tidak disalahartikan sebagai sarana untuk meningkatkan biaya pendidikan atau menarik mahasiswa sebanyak-banyaknya. “Pendidikan harus tetap mencapai tujuannya dan tidak berfokus pada komersialisasi. Ada banyak cara untuk meningkatkan pendapatan perguruan tinggi tanpa mengorbankan kualitas pendidikan,” jelasnya.
Dengan segala potensi yang dimiliki UNG dan komitmennya dalam mendukung program-program pemerintah, Prof. Fauzan berharap agar universitas ini terus berkembang dan berperan aktif dalam mendukung kemajuan pendidikan tinggi di Indonesia.(Zhilal/Kia)
