Batang, medgo.co.id – Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, terus berupaya mengentaskan desa-desa yang terpencil di pegunungan dan perbatasan yang masuk wilayah blank spot atau tidak tersentuh jaringan internet.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Batang, Triossy Juniarto, Selasa (15/8/2023), dalam pemenuhan jaringan internet maupun sinyal seluler tersebut pihaknya menggandeng beberapa penyedia jaringan internet atau provider milik BUMN dan swasta.
“Beberapa waktu yang lalu kita meresmikan Tower BTS di Desa Silurah yang ada di Kecamatan Wonotunggal, sebuah desa terpencil yang berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan.Setahun yang lalu, Diskominfo Kabupaten Batang juga memfasilitasi jaringan internet di wilayah Pegunungan Dieng, tepatnya di Dukuh Rejosari, Desa Pranten, Kecamatan Bawang, yang berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo, dimana ketinggiannya mencapai 1.800 mdpl”, papar Triossy Juniarto.
Lebih lanjut, Triossy Juniarto menyampaikan bahwa masuknya internet di pedesaan adalah untuk mengurangi kesenjangan informasi dan masyarakat melek informasi teknologi serta dapat menumbuhkan geliat perekonomian dengan pemanfaatan internet.
Triossy menambahkan bahwa Diskominfo Kabupaten Batang saat ini fokus mengentaskan wilayah tidak tersentuh internet khususnya di desa terpencil dan terluar di daerah perbatasan, sehingga masyarakat desa mampu mengembangkan digital ekonomi, digital society dan digital government.
“Kita akan terus melakukan evaluasi pasca masuknya jaringan internet di beberapa wilayah pedesaan karena dengan demografi cukup extrem dan akses jalan yang cukup sulit manjadi kendala jaringan internet”, tandas Triossy.
Triossy juga mengungkapkan bahwa pada awal tahun 2021, ada sebanyak 33 desa tidak tersentuh jaringan internet. Selanjutnya Diskominfo Kabupaten Batang bekerjasama dengan penyedia jaringan, dan hasilnya secara bertahap wilayah blank spot bisa dientaskan.
“Dari 33 desa tersebut, saat ini sudah ada 25 desa yang merdeka sinyal dan sisanya sebanyak 8 desa secara bertahap akan terhubung dengan jaringan internet di tahun 2024. Ke 8 desa tersebut memang berada di pegunungan yang terpencil dan aksesnya juga susah”, pungkas Triossy. (*17).