Opini  

Gencatan Senjata, Palestina Merdeka?

Maka, momen Isra Mi’raj saat ini kita diingatkan kembali dengan Al-Aqsa,Palestina. Dimana Palestina saat ini masih saja dihadapkan dengan genosida yang dilakukan Entitas Zionis sekalipun dikatakan bahwa sudah dijalankan gencatan senjata.

Genjatan Senjata Hamas - Israel Palestina Al-Aqsa

Oleh: Hanifah Rasyida

 

banner 325x300

Baru-bari ini gencatan senjata menjadi topik pembicaraan saat ini. Mengapa tidak, pada 19 Januari 2025 lalu, genjatan senjata baru saja disepakati oleh Zionis Yahudi dan pejuang Palestina.Euforia pun menyelimuti di kalangan umat Islam setiap kali kabar gencatan senjata diumumkan. Secara nyata, memang memberi jeda bagi muslim Palestina untuk bebas dari kejahatan kejahatan Zionis dan negara pendukungnya AS. Walaupun demikian, sikap optimisme yang berhati-hati tetap diperlukansekalipun ada harapan besar terhadap keberhasilan gencatan senjata ini. Karena sangat mungkin terjadi jika adanya  pelanggaran terhadap perjanjian gencatan senjata ini, mengingat pihak Zionis menunjukkan sikap yang tidak sepenuhnya tulus dalam menyetujui kesepakatan tersebut.

Maka kita bisa lihat bahwa, tidak butuh waktu lama, pada 20 Januari 2025, hanya sehari setelah kesepakatan diberlakukan, Kantor Berita Palestina WAFA (21/1/2025) melaporkan pelanggaran yang dilakukan oleh Zionis Yahudi. Pada Senin malam waktu setempat, sniper Zionis menembaki warga sipil di Kota Rafah, menyebabkan seorang anak dan seorang warga sipil Palestina tewas, serta melukai sembilan orang lainnya.

Perselisihan memuncak pada Sabtu, 25 Januari 2025, ketika ribuan warga Palestina dicegah untuk kembali ke rumah mereka di Jalur Gaza utara melalui Koridor Netzarim. Pemerintah Israel memblokir jalan utama di kawasan tersebut dan menuduh Hamas telah melanggar ketentuan dalam kesepakatan gencatan senjata. (Kompas.com, 21/01/2025)

Maka, momen Isra Mi’raj saat ini kita diingatkan kembali dengan Al-Aqsa,Palestina. Dimana Palestina saat ini masih saja dihadapkan dengan genosida yang dilakukan Entitas Zionis sekalipun dikatakan bahwa sudah dijalankan gencatan senjata.

Genjatan Senjata Hamas - Israel Palestina Al-Aqsa

Sejatinya jika kita telaah bersama, bahwa gencatan senjata yang diumumkan saat ini nyatanya hanya bersifat sementara belaka. Gencatan senjata hanya menjadikan Yahudi tidak melakukan serangan kepada kaum Muslimin di Gaza dalam beberapa waktu, namun akan kembali menyerang kaum Muslimin di waktu yang mere inginkan. Bagi mereka, mengingkari janji sudah menjadi hal yang biasa. Dalam Al-Qur’an dan berbagai catatan sejarah peradaban dunia, bangsa tersebut memiliki rekam jejak yang dikenal sering mengingkari janji. Mereka tidak ragu melakukan pengkhianatan, bahkan melangkah lebih jauh dengan melakukan kejahatan yang lebih besar.

Maka umat harus sadar kenyataan pahit yang harus dihadapi adalah bahwa gencatan senjata bukanlah solusi hakiki dan tidak akan bisa menyelesaikan penjajahan dan genosida.. Itu hanya pereda sementara dari rasa sakit, bukan penyembuh luka yang mendalam. Akar masalahnya tetap belum tersentuh, penjajahan, perampasan tanah, penghancuran identitas, serta ketidakadilan yang dilegalkan oleh kekuatan dunia yang mendukung Zionisme.

Penjajahan Zionis Israel terhadap Palestina, didukung oleh kekuatan global seperti Amerika Serikat, tidak dapat dihentikan dengan perjanjian atau diplomasi semata, karena akar masalahnya bersifat ideologis dan didukung sistem global yang tidak adil.

Persoalan ini hanya akan tuntas dengan solusi melalui jihad dan tegaknya khilafah. Jihad sebagai kewajiban umat Islam memerlukan kepemimpinan kuat yang hanya dapat terwujud dalam bingkai khilafah. Khilafah, dengan penerapan syariat secara kaffah, akan menyatukan umat, membangun kekuatan militer, politik, ekonomi, dan sosial, sehingga keadilan dan kemerdekaan sejati dapat tercapai.

Untuk itu, bulan Rajab dan peringatan Israk mi’raj saat ini harus dimanfaatkan untuk memahamkan umat atas akar masalah penjajahan Palestina dan kemuliaan yang Allah berikan pada tanah Palestina, untuk mendorong terwujudnya kembali kemuliaan umat islam yang hanya dapat diatasi dengan persatuan umat di bawah khilafah Islam, yang melindungi dan menyatukan umat.

Aksi Bela Palestina yang digelar pada 26 Januari 2025 adalah contoh konkret bagaimana dorongan iman umat Islam di Indonesia untuk berjuang demi Palestina. Aksi ini bukan hanya bentuk solidaritas, tetapi juga wujud nyata bahwa umat Islam di Indonesia memahami dengan benar bahwa permasalahan Palestina bukanlah sekadar konflik teritorial semata, melainkan perjuangan untuk menghentikan penjajahan, genosida, dan penindasan yang telah berlangsung lama.

Dengan kesadaran umat dan kepemimpinan ideologis yang kuat menjadi kunci dalam mewujudkan jihad dan tegaknya Khilafah. Perjuangan ini bukan sekadar mimpi, tetapi tujuan nyata yang dapat dicapai jika umat Islam bersatu dan bergerak dalam satu arah. Dengan memperkuat dakwah ideologis umat Islam dapat bangkit dari keterpurukan, menjadikan jihad sebagai kenyataan, dan mengembalikan Khilafah sebagai rahmat bagi seluruh alam. Saat itu, kemuliaan Islam akan terwujud, dan umat kembali memimpin dunia dengan kebenaran.

Jika kesadaran umat sudah terbentuk, maka umat akan ikut berjuang untuk mewujudkannya, sehingga terwujudlah jihad dan tegaknya Khilafah. Wallahua’lam bis shawab

 Umat membutuhkan adanya kepemimpinan jamaah dakwahideologis untuk menghantarkan pada tujuan[]

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 325x300